Ilustrasi Kekerasan dan Bully di Lingkungan Pendidikan |
Putus sekolah merupakan salah satu permasalahan pendidikan yang seakan tak pernah berakhir. Masalah ini tidak hanya karena kondisi ekonomi, tetapi ada juga yang disebabkan oleh faktor lingkungan sekolah, keluarga, dan hal lain-lain. Hal ini juga dialami oleh beberapa anak di Desa Ketro Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.
Agus Yuda Utama salah seorang warga Dusun Arjosari Desa Ketro yang memutuskan tidak melanjutkan sekolahnya. Bukan persoalan biaya yang membuat anak kelahiran 28 Agustus 2002 ini harus mengubur cita – citanya untuk bersekolah. Perasaan trauma akibat dikeroyok 8 orang temannya membuatnya takut dan tertekan. Setelah kejadian itu, Agus tidak mau lagi bersekolah.
Menurut Tatik, salah seorang guru Agus saat masih sekolah menuturkan jika sebenarnya Agus masih ingin sekolah. Akan tetapi, karena kejadian pengeroyokan itu Agus memutuskan untuk berhenti sekolah. “Dia takut jika bersekolah akan bertemu dengan teman – temannya”, Ucap Tatik kepada pewarta saat diwawancarai.
Orang tua dan pihak sekolah sangat kecewa dengan keputusan Agus berhenti bersekolah. Segala upaya sudah dilakukan agar agus mau bersekolah lagi. Bahkan, guru kelas Agus pernah datang kerumahnya untuk membujuk dan memberi hukuman kepada temannya yang membuli Agus. Akan tetapi Agus bersikukuh untuk berhenti belajar di sekolah. “Dia sudah kehilangan minat untuk bersekolah” Pungkas Tatik kepada pewarta.
Saat ini Agus hanya mengisi hari-harinya dengan kegiatan di rumah, bermain sendiri. Sesekali Agus menghabiskan waktunya diusia sekolah dengan membantu orang tua. Semoga tidak ada lagi kekerasan di sekolah dan tidak ada Agus – Agus lain yang harus meninggalkan bangku sekolah.
Ditulis Oleh : Diska Damayanti Jurnalis Warga Desa Ketro Kecamatan Tulakan.